Selamat Datang di psycho-indonesia.blogspot.com

Selamat Datang di psycho-indonesia.blogspot.com.

Selasa, 20 September 2011

Self Defence Mechanism

                   SELF DEFENCE MECHANISM                     
(MEKANISME PERTAHANAN DIRI)
Mekanisme pertahanan diri merupakan strategi yang dipakai individu untuk bertahan melawan ekpresi impuls id serta menentang tekanan super ego dengan tujuan untuk melindungi individu tersebut dari kecemasan yang berlebihan. Freud mendeskripsikan tujuh mekanisme pertahanan diri,
sementara pengikut-pengikutnya menambah lebih dari sepuluh mekanisme pertahanan diri. Berikut adalah macam-macam bentuk dari mekanisme pertahanan diri yang dikembangkan oleh individu ketika mengalami ketegangan atau kecemasan, yaitu :
1.      Identification
Individu mereduksi tegangan dengan cara mengidentifikasi atau meniru orang yang dianggap lebih berhasil memuaskan hasratnya.
Introjection adalah proses pengembangan super ego dengan mengadopsi nilai-nilai orang tua.
2.      Displacement
Individu mereduksi tegangan melalui kompromi atau memindahkan kepuasan yang diinginkan dengan cara mengganti objek kepuasan dengan objek lain yang sama atau mirip dengan objek aslinya.
3.      Repression
Individu mereduksi tegangan dengan cara menekan segala sesuatu  (ide,insting,ingatan dan pikiran) yang dapat menimbulkan kecemasan atau tegangan keluar dari kesadaran menuju ketidaksadaran.

4.      Fixation
Terhentinya perkembangan normal pada tahap perkembangan tertentu karena perkembangan lanjutannya sangat sukar sehingga menimbulkan frustasi dan kecemasan yang terlalu kuat.  Hal ini terjadi karena individu menolak untuk bergerak maju serta merasa puas dan aman pada tahap tersebut.
5.      Regression
Individu mereduksi tegangan dengan cara mundur ke tahap perkembangan terdahulu (sebelumnya). Hal ini disebabkan oleh frustasi, kecemasan dan pengalaman traumatic yang sangat kuat pada tahap perkembangan tertentu, dan individu merasa puas dengan dengan tahap perkembangan sebelumnya.
6.      Reaction Formation
Tindakan defensif dengan cara mengganti impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan atau tegangan dengan impuls atau perasaan sebaliknya (lawannya) dalam kesadaran yang ditandai oleh sifat serba berlebihan, ekstrim dan kompulsif.
7.      Projection
Mekanisme mengubah kecemasan neurotik / moral menjadi kecemasan realistik dengan cara memindahkan impuls-impuls internal yang mengancam individu ke objek diluar, sehingga seolah-olah ancaman itu terproyeksi dari objek eksternal kepada individu itu sendiri.
8.      Aggressive Reaction
Individu menggunakan drive agresif untuk menyerang objek yang menimbulkan frustasi dengan tujuan untuk menutupi kelemahan individu tersebut. Drive agresif ini dapat ditujukan kepada objek yang asli, objek pengganti, maupun yang ditujukan kepada diri sendiri.
9.      Reversal
Mengubah keinginan perasaan dan impuls yang menimbulkan kecemasan kearah diri sendiri.
10.  Intellectualization
Individu menggunakan logika rasional untuk mempertahankan dirinya.
11.  Escaping – Avoiding
Individu menolak atau menghindari stimulus eksternal secara fisik agar kecemasan atau ketegangan tidak timbul.
12.  Negation
Individu melakukan negasi (pengingkaran) terhadap impuls-impuls (perasaan) dan drive yang dapat menimbulkan kecemasan atau ketegangan dengan menganggap bahwa hal tersebut tidak ada.
13.  Ego Restriction
Individu menolak suatu aktivitas yang dapat dibandingkan hasilnya dengan orang lain, karena individu tersebut cemas akan mendapatkan hasil yang buruk / negative, sehingga individu tersebut menolak usaha berprestasi dan lebih memilih atau menempatkan dirinya sebagai pengamat / penilai.
Secara umum, mekanisme pertahanan diri ini mempunyai cirri-ciri yang sama yaitu :
1.      Beroperasi pada tingkat tak sadar.
2.      Selalu menolak, memalsu, atau memutar balikkan kenyataan.
3.  Berusaha mengubah persepsi nyata seseorang sehingga kecemasan atau ketegangan menjadi kurang mengancam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar