SELF DEFENCE MECHANISM
(MEKANISME PERTAHANAN DIRI)
Mekanisme pertahanan diri merupakan
strategi yang dipakai individu untuk bertahan melawan ekpresi impuls id serta
menentang tekanan super ego dengan tujuan untuk melindungi individu tersebut
dari kecemasan yang berlebihan. Freud mendeskripsikan tujuh mekanisme
pertahanan diri,
sementara pengikut-pengikutnya menambah lebih dari sepuluh mekanisme pertahanan diri. Berikut adalah macam-macam bentuk dari mekanisme pertahanan diri yang dikembangkan oleh individu ketika mengalami ketegangan atau kecemasan, yaitu :
sementara pengikut-pengikutnya menambah lebih dari sepuluh mekanisme pertahanan diri. Berikut adalah macam-macam bentuk dari mekanisme pertahanan diri yang dikembangkan oleh individu ketika mengalami ketegangan atau kecemasan, yaitu :
1.
Identification
Individu mereduksi tegangan dengan
cara mengidentifikasi atau meniru orang yang dianggap lebih berhasil memuaskan
hasratnya.
Introjection
adalah proses pengembangan super ego dengan mengadopsi nilai-nilai orang tua.
2.
Displacement
Individu mereduksi tegangan melalui
kompromi atau memindahkan kepuasan yang diinginkan dengan cara mengganti objek
kepuasan dengan objek lain yang sama atau mirip dengan objek aslinya.
3.
Repression
Individu mereduksi tegangan dengan
cara menekan segala sesuatu
(ide,insting,ingatan dan pikiran) yang dapat menimbulkan kecemasan atau
tegangan keluar dari kesadaran menuju ketidaksadaran.
4.
Fixation
Terhentinya
perkembangan normal pada tahap perkembangan tertentu karena perkembangan
lanjutannya sangat sukar sehingga menimbulkan frustasi dan kecemasan yang
terlalu kuat. Hal ini terjadi karena individu
menolak untuk bergerak maju serta merasa puas dan aman pada tahap tersebut.
5.
Regression
Individu mereduksi tegangan dengan
cara mundur ke tahap perkembangan terdahulu (sebelumnya). Hal ini disebabkan
oleh frustasi, kecemasan dan pengalaman traumatic yang sangat kuat pada tahap
perkembangan tertentu, dan individu merasa puas dengan dengan tahap
perkembangan sebelumnya.
6.
Reaction
Formation
Tindakan defensif dengan cara
mengganti impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan atau tegangan dengan
impuls atau perasaan sebaliknya (lawannya) dalam kesadaran yang ditandai oleh
sifat serba berlebihan, ekstrim dan kompulsif.
7.
Projection
Mekanisme mengubah kecemasan
neurotik / moral menjadi kecemasan realistik dengan cara memindahkan
impuls-impuls internal yang mengancam individu ke objek diluar, sehingga
seolah-olah ancaman itu terproyeksi dari objek eksternal kepada individu itu
sendiri.
8.
Aggressive
Reaction
Individu menggunakan drive agresif
untuk menyerang objek yang menimbulkan frustasi dengan tujuan untuk menutupi
kelemahan individu tersebut. Drive agresif ini dapat ditujukan kepada objek
yang asli, objek pengganti, maupun yang ditujukan kepada diri sendiri.
9.
Reversal
Mengubah keinginan perasaan dan
impuls yang menimbulkan kecemasan kearah diri sendiri.
10. Intellectualization
Individu menggunakan logika
rasional untuk mempertahankan dirinya.
11. Escaping – Avoiding
Individu menolak atau menghindari
stimulus eksternal secara fisik agar kecemasan atau ketegangan tidak timbul.
12. Negation
Individu melakukan negasi
(pengingkaran) terhadap impuls-impuls (perasaan) dan drive yang dapat
menimbulkan kecemasan atau ketegangan dengan menganggap bahwa hal tersebut
tidak ada.
13. Ego Restriction
Individu menolak suatu aktivitas
yang dapat dibandingkan hasilnya dengan orang lain, karena individu tersebut
cemas akan mendapatkan hasil yang buruk / negative, sehingga individu tersebut
menolak usaha berprestasi dan lebih memilih atau menempatkan dirinya sebagai
pengamat / penilai.
Secara
umum, mekanisme pertahanan diri ini mempunyai cirri-ciri yang sama yaitu :
1. Beroperasi
pada tingkat tak sadar.
2. Selalu
menolak, memalsu, atau memutar balikkan kenyataan.
3. Berusaha
mengubah persepsi nyata seseorang sehingga kecemasan atau ketegangan menjadi
kurang mengancam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar