Selamat Datang di psycho-indonesia.blogspot.com

Selamat Datang di psycho-indonesia.blogspot.com.

Selasa, 20 September 2011

Perkembangan Kepribadian

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Dalam paradigma Psikoanalisis Freud, masa bayi dan masa kanak-kanak merupakan masa yang sangat penting bagi perkembangan kepribadian seseorang. Freud yakin bahwa struktur dasar kepribadian seseorang sudah terbentuk pada usia 5 tahun, dan perkembangan kepribadian sesudah usia 5 tahun sebagian besar hanya merupakan elaborasi dari struktur dasar tadi.
Freud membagi perkembangan kepribadian menjadi tiga tahapan, yaitu :
1.      Tahap Infantil (Usia 0-5 tahun)
Tahap ini merupakan masa yang paling menentukan dalam pembentukan kepribadian seseorang. Freud membagi tahap ini menjadi tiga fase yakni :
a.       Fase Oral (Usia 0-1 tahun)
Pada fase ini, mulut merupakan daerah pokok aktivitas dan makan / minum menjadi sumber kenikmatan, karena kenikmatan atau kepuasan yang diperoleh pada masa ini didapat melalui rangsangan terhadap bibir-rongga mulut-kerongkongan, tingkah laku menggigit dan mengunyah (sesudah gigi tumbuh), serta menelan atau memuntahkan makanan (kalau makanan tidak memuaskan).
Kepuasan yang berlebihan pada fase ini akan membentuk oral incorporation personality pada masa dewasa, yakni individu menjadi senang / fixation mengumpulkan pengetahuan atau harta benda, atau gampang ditipu (mudah menelan perkataan orang lain). Sebaliknya, ketidakpuasan pada masa ini akan menyebabkan individu mengalami oral aggression personality pada masa dewasa, yakni individu menjadi tidak pernah puas, tamak (memakan apa saja) dalam mengumpulkan harta, senang berdebat dan sikap sarkastik (suka menyerang, mengejek dan berkata-kata kotor). Perilaku lain yang tampak seperti mengunyah permen karet, menggigit pensil, makan berlebihan, menghisap rorok, suka menggunjing orang lain dan berkata-kata kotor.
b.      Fase Anal (Usia 1-2/3 tahun)
Pada fase ini, dubur merupakan daerah pokok aktivitas dan sebagai eliminer (pembuangan kotoran) yang berfungsi sebagai cara untuk mereduksi perasaan tekanan yang tidak menyenangkan dari akumulasi sisa makanan. Oleh karenanya, latihan defakasi (toilet training) merupakan anjuran yang baik untuk dilakukan sebagai cara mendidik anak untuk belajar menunda kepuasan bebas dari tegangan anal. Freud yakin bahwa toilet training  adalah bentuk awal dari belajar memuaskan id dan super ego sekaligus, yang akan berdampak pada control diri (self control) dan penguasaan diri  (self mastery) individu.
Toilet training yang terlalu keras terhadap anak akan menyebabkan anak tumbuh menjadi pribadi dewasa yang berprilaku keras kepala dan kikir (Anal retentiveness personality). Sebaliknya, tidak adanya toilet training terhadap anak akan membuat anak bebas melampiaskan tegangannya yang anak tumbuh menjadi pribadi dewasa yang tidak teratur, jorok, destruktif, semaunya sendiri, keras dan kejam (Anal expulsiveness personality).  
c.       Fase Phallic (Usia 2/3-5/6 tahun)
Alat kelamin merupakan daerah organ terpenting pada masa ini yang diikuti oleh peningkatan gairah seksual anak pada orang tuanya yang disebut Oedipus Complex untuk anak laki-laki dan Electra Complex untuk anak perempuan.  Freud juga berpandangan bahwa setiap orang lahir biseksual (memiliki hormone sek pria dan wanita). Secara umum kecenderungan maskulin dominan pada laki-laki, dan kecenderungan feminim pada wanita, sehingga orang pada umumnya mengidentifikasi diri dengan jenis seks yang sama dengan dirinya dan memilih seks yang lain sebagai partner.         
2.      Tahap Laten (Usia 5-12 tahun)
Pada tahap ini, anak mengalami periode peredaan impuls seksual, dikarenakan tidak adanya daerah organ baru yang dimunculkan oleh perkembangan biologis. Pada tahap ini anak mengembangkan kemampuan sublimasi, yakni mengganti kepuasan libido dengan kepuasan non-seksual, khususnya bidang intelektual, atletik, keterampilan dan membangun hubungan dengan teman sebaya.
Tahap laten ini juga ditandai dengan percepatan pembentukan super ego; orang tua bekerjasama dengan anak berusaha merepres impuls seks agar energi dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk sublimasi dan pembentukan super ego, oleh karena itu pada masa ini anak lebih mudah mempelajari sesuatu dibandingkan dengan masa sebelum dan sesudahnya.
3.      Tahap Genital (Usia 12 tahun keatas)
Tahap ini dimulai dengan perubahan biokimia dan fisiologi dalam diri remaja, dimana sistem endokrin memproduksi hormon-hormon yang memicu pertumbuhan tanda-tanda seksual (suara,rambut,buah dada, dll). Pada tahap phallic, kepuasan seksual bersifat narsistik, yakni individu mempunyai kepuasan dari perangsangan dan manipulasi tubuhnya sendiri. Sedangkan pada tahap genital ini impuls seks tersebut mulai disalurkan ke objek diluar, seperti berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, menyiapkan karir, cinta lain jenis, perkawinan dan berkeluarga. Artinya pada tahap ini terjadi perubahan dari sifat yang narsistik kearah yang berorientasi social, realistic, dan altruistic.
Berikut adalah beberapa gambaran tingkah laku dewasa yang masak ditinjau dari dinamika kepribadian Freud :
a.   Menunda kepuasan; dilakukan bukan hanya karena objek pemuas yang belum tersedia, tetapi lebih sebagai upaya memperoleh tingkat kepuasan yang lebih besar pada masa yang akan dating.
b.  Tanggung jawab; control tingkah laku dilakukan oleh super ego berlangsung efektif, tidak lagi harus mendapat bantuan control dari lingkungan.
c.       Sublimasi; mengganti kepuasan seksual menjadi kepuasan bidang seni, budaya dan keindahan.
d.  Identifikasi; memiliki tujuan-tujuan kelompok, terlibat dalam organisasi social, politik, dan kehidupan social yang harmonis.       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar